Senin, 28 Februari 2011

Framework lima kekuatan untuk mencapai keuntungan industri yang berkelanjutan

Nama: Intan Kartikaningrum
Kelas/NPM: 1ID03/33410564
Tugas: Pengantar Ilmu Ekonomi

Framework lima kekuatan untuk mencapai keuntungan industri yang berkelanjutan





1. Entri (memasuki industri)
Ancaman Pendatang Baru
Berat ringannya ancaman pendatang baru tergantung pada hambatan masuk dan reaksi dari para pesaing yang telah ada di mana pendatang baru akan memasuki industri atau pasar tersebut. Jika hambatan masuk ke industri tinggi dan pendatang baru dapat dikalahkan oleh para pesaing yang telah ada, maka perusahaan secara nyata tidak akan mendapatkan ancaman serius dari pendatang baru. Hambatan masuk dikatakan kuat, apabila :

1. Skala ekonomi luas. Skala ekonomis mengarah pada upaya penurunan biaya per unit produk. Skala ekonomi menghalangi pendatang baru karena faktor ini memaksa pesaing untuk memilih industri dengan skala besar (yang umumnya beresiko tinggi dan berbiaya tinggi) atau harus menerima ketidak-unggulan biaya (profitabilitas yang lebih rendah).

2. Diferensiasi produk besar. Differensiasi produk artinya perusahaan yang mapan memiliki identifikasi merek dan loyalitas cutomer yang berakar pada periklanan, pelayanan pelanggan, perbedaan produk dimasa yang lampau. Diferrensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi loyalitas pelanggan yang ada.

3. Kebutuhan modal besar. Kebutuhan untuk menanamkan sumberdaya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan hambatan masuk.

4. Akses ke saluran distribusi yang luas. Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produknya. Bilamana saluran distribusi untuk produk tersebut telah ditangani oleh perusahaan yang telah mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran tersebut agar menerima produknya melalui cara-cara seperti penurunan harga dan diskon.

5. Biaya beralih pemasok besar. Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok, semakin tinggi biaya beralih pelanggan, semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru
6. Dilindungi oleh peraturan pemerintah. Kebijakan pemerintah dapat membatasi pendatang baru dengan peraturan perijinan, peraturan periklanan, dan sebagainya


2. Persaingan antara pemain industri
Analisis pesaing memungkinkan suatu organisasi menilai apakah organisasi tersebut dapat bersaing dengan sukses di dalam suatu pasar yang memberikan peluang-peluang keuntungan. Persaingan antara pemain industri dikatakan kuat, apabila :
1. Jumlah pesaingnya bertambah, serta ukuran perusahaan pesaing dan kapabilitasnya menjadi relatif sama.
2. Jika permintaan pasar bertumbuh lambat.
3. Jika kondisi industri membuat pesaing menggunakan strategi pemotongan harga atau senjata kompetitif lain untuk meningkatkan unit volume penjualan secara signifikan.
4. Jika salah satu atau lebih pesaing tidak puas dengan posisinya di pasar dan meluncurkan tindakan untuk memperkuat posisinya dengan memanfaatkan expense dari pesaing-pesaingnya
5. Jika biaya beralih customer kepada brand lain rendah
6. Persaingan meningkat dalam proporsi sampai ukuran pembalasan kesuksesan dari manuver strategis suatu perusahaan
7. Jika biaya untuk keluar dari industri lebih tinggi daripada biaya untuk tetap berada dalam industri dan bersaing
8. Jika pesaing semakin beragam dalam visi, sumber daya dan asal negara
9. Jika perusahaan kuat dari luar negeri mengakuisisi perusahaan lemah dalam negeri dan meluncurkan tindakan agresif dengan dana yang sangat mencukupi untuk merubah perusahaan yang baru di akuisisinya menjadi pemain besar di pasar.
Analisis di atas ditujukan untuk mengetahui intensitas persaingan dalam kemampulabaan dalam industri, serta mengetahui kekuatan yang paling berpengaruh dalam perumusan strategi suatu industri (Porter, 1998). Kekuatan masing-masing dari lima kekuatan bersaing tersebut merupakan fungsi struktur industri, sedangkan kekuatan kolektif kelima kekuatan bersaing tersebut menentukan kemampuan industri secara progresif dalam mencapai keuntungan yang diharapkan.

3. Kekuatan pemasok (supplier) input produksi
Pemasok menyediakan dan menawarkan input yang diperlukan untuk memproduksi barang atau menyediakan jasa oleh industri atau perusahaan. Organisasi di dalam suatu industri bersaing antar satu dengan lainnya untuk mendapatkan input seperti bahan baku dan modal. Apabila pemasok mampu mengendalikan perusahaan dalam hal penyediaan input, sedang industri tidak mempunyai kemapuan untuk mengendalikan pemasok maka posisi tawar industri menjadi lemah dan sebaliknya psosisi tawar pemasok menjadi kuat. Kekuatan tawar menawar pemasok tinggi apabila :
1. Jumlah pemasok utama. Pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan dan lebih terkonsentrasi dibandingkan industri dimana para pemasok menjual produknya
2. Ketersediaan substitusi. Pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain untuk dijual kepada industri
3. Produk kelompok pemasok terdiferensiasi atau pemasok telah penciptaan switching cost.
4. Ancaman integrasi dari pemasok. Kelompok pemasok memperlihatkan ancaman yang meyakinkan untuk melakukan forward integration
5. Biaya beralih pemasok. Biaya peralihan yang harus dikeluarkan cukup tinggi apabila berganti pemasok

4. Kekuatan pembeli
Pembeli atau pelanggan di sini terdiri dari pelanggan individu dan pelanggan organisasi. Dalam industri pertambangan tidak terdapat perantara antara industri dengan pemakai atau konsumen akhir. Pelanggan mempunyai posisi tawar yang kuat apabila :
1. Jumlah konsumen sedikit. Semakin sedikit jumlah konsumen berarti semakin sulit bagi penjual untuk memperoleh alternatif pembeli jika pembeli beralih. Kondisi ini membuat penjual bersedia memberikan hadiah atau kelonggaran dalam bentuk lain kepada pembeli.
2. Daya beli konsumen rendah. Semakin rendah daya beli konsumen berarti semakin sulit bagi penjual untuk memperoleh konsumen karena kemampuan kemampuan konsumen sangat terbatas.
3. Biaya berganti merek rendah. Jika biaya yang harus dikeluarkan pembeli untuk beralih pada brand pesaing atau produk substitusi adalah rendah, maka kekuatan kompetitif pembeli cukup kuat.
4. Loyalitas konsumen rendah. Semakin tinggi tingkat loyalitas konsumen, semakin kuat posisi tawar-menawar mereka.
5. Informasi yang dimiliki lengkap. Jika pembeli memiliki informasi yang baik tentang produk penjual, harga dan biayanya. Semakin baik informasi yang dimiliki pembeli, semakin kuat posisi tawar-menawar mereka.

5. Substitusi dan Komplemen
Produk pengganti dapat memberikan pilihan bagi pelanggan dan akan mengurangi keuntungan perusahaan. Tersedianya produk substitusi di pasar membuat pembeli membandingkan kualitas, performa dan harga produk dengan produk substitusinya. Tekanan dari tiga faktor adalah :
1. Harga dari produk substitusi cukup atraktif bagi pembeli
2. Apakah produk substitusi memiliki kualitas , performance, dan atribut lain yang dapat memuaskan pembeli.
3. Tingkat kemudahan pembeli untuik beralih kepada produk substitusi
Produk substitusi yang tersedia di pasar dengan harga atraktif menciptakan tekanan persaingan dengan adanya plafon harga bagi perusahaan pemain dalam industri sehingga mereka harus memberikan insentif agar pembeli tidak beralih pada produk
substitusi


Daftar Pustaka :
Porter, Michael E., 1998, Competitive Strategy: Techniques for analyzing Industries and competitor, The Free Press, New York.
Thompson Jr. Arthur A., Strickland III, A.J., Gamble, John E., 2007, Crafting and Executing Strategy : the quest for competitive Advantage concepts and cases. Mc Graw-Hill Company Inc., New York.

Minggu, 20 Februari 2011

Teori ekonomi makro vs ekonomi mikro

Perbedaan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro & Ruang lingkup teori ekonomi makro
Pengantar
Istilah Ekonomi Makro (Macroeconomics) baru muncul pada tahun 1930an, setelah terjadinya depresi yang dahsyat di Eropa. Walaupun pembicaraan tentang ekonomi makro sudah mulai jauh sebelum itu namun pembicaraan terbatas pada cara-cara mengatasi permasalahan ekonomi akibat depresi tersebut. Pada waktu itu pemikiran ekonomi banyak didominasi oleh pemikiran yang disebut sekarang dengan pemikiran Ekonomi Klasik.

Isi

1.1 Teori Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro

Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada penekanan. Ekonomi mikro membahas perilaku unit ekonomi secara individual seperti tingkah laku individual konsumen rumah tangga, perusahaan atau produsen, dan pemerintah dengan unit-unitnya dalam menetukan pilihan (choice). Ekonomi Mikro juga mempelajari bagaimana interaksi ketiga pelaku ekonomi ini dikoordinasikan oleh kekuatan pasar. Pasar dalam Ekonomi Mikro mempunyai tiga fungsi penting. Pertama, pasar berfungsi untuk menyebarkan informasi agar sumberdaya yang terbatas jumlahnya dapat dipakai pada tempat yang paling efisien dan menguntungkan. Pasar menyampaikan informasi ini kepada pelaku ekononmi melalui harga barang dan jasa. Kedua, pasar berfungsi untuk memberikan insentif kepada pelaku ekonomi. Konsumen akan menggunakan sumberdaya (uang) yang terbatas dengan hati-hati agar mendapatkan kepuasan yang maksimal dari uang tersebut. Demikian juga produsen akan terdorong meningkatkan produksi dan menekan biaya produksi agar bisa meraih keuntungan yang tinggi. Keuntungan adalah insentif yang sangat kuat dibelakang aktifitas manusia. Ketiga, pasar juga mendistribusikan pendapatan sesuai dengan usaha dan ketrampilan yang dimiliki oleh setiap individu. Bisnis yang berani mengambil resiko dan membuat keputusan dengan benar besar kemungkinan akan mendapatkan keuntungan yang tinggi dibandingkan dengan bisnis yang salah mengambil keputusan dan tidak berani mengambil resiko.

Ekonomi makro, sesuai dengan kata ’makro’ berarti besar, mengkaji tingkah laku pelaku ekonomi dalam skala besar atau disebut juga dengan Aggregat dan kebijaksanaan ekonomi Nasional secara keseluruhan yang meliputi antara lain interaksi antara pasar barang, tenaga kerja, dan pasar aset dan interaksi antara ekonomi negara-negara yang berdagang satu sama lainnya. Ekonomi makro juga mempelajari kebijakan ekonomi dan pengaruhnya terhadap varaibel-variabel ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan variable agregat lainnya.

Pasar pada ekonomi makro dibedakan berdasarkan jenis komoditi aggregate yang ditransaksikan, yaitu pasar barang, pasar tenaga kerja, dan pasar uang atau financial. Sedangkan pada ekonomi mikro pasar dibedakan menurut individu komoditi, misalnya pasar beras, pasar jagung, pasar pakaian dan lain-lain dengan ketiga fungsinya seperti yang diterangkan diatas. Karena ekonomi makro berbicara pada tataran aggregate maka pasar barang adalah pasar aggregate bukan individu komoditi seperti pada ekonomi mikro. Artinya kurva supply dan demand pada ekonomi makro adalah kurva yang menunjukkan hubungan antara harga aggregate dan barang aggregate. Kedua kurva ini disebut dengan Aggregate Demand (AD) dan Aggregate Supply (AS). Dengan kata lain AD adalah penjumlahan dari fungsi Demand induvidu konsumen. Pada ekonomi mikro hanya disebut Demand dan Supply. Pengertian Aggregate Demand dan Aggegate Supply ini akan dibahas lebih lanjut pada bab 2 dan 5.

Pada ekonomi mikro pasar juga dibedakan atas dua kutub ekstrim yaitu pasar bersaing sempurna (perfectly competitive market) dan pasar monopoli (monopoly market) berdasarkan sejauh mana para pelaku pasar bisa mengontrol harga barang. Pada ekonomi makro pasar dapat juga dibedakan atas dua kutub ekstrim tetapi berdasarkan tingkat intervensi pemerintah, yaitu pasar bebas (free market) dan pasar yang terkontrol (controlled market). Pasar bebas adalah pasar dimana tidak ada campur tangan pemerintah atau sangat minimal, sedangkan pasar terkontrol sangat sarat dengan intervensi pemerintah. Pasar bebas banyak dianut dan di promosikan oleh negara-negara Barat dan pasar terkontrol banyak dianut oleh negara-negara sosialis dan komunis.

Pelaku ekonomi dalam ekonomi makro dibedakan atas lima kelompok yaitu, rumah tangga, atau konsumen (households), produsen (business), pemerintah (government), negara-negara lain (foreign countries), dan lembaga keuangan (financial). Pembagian ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan analisi kebijakan makro. Sedangkan dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dibedakan atas dua kelompok saja, yaitu konsumen dan produsen. Perbedaan-perbedaan selanjutnya antara ekonomi makro dan mikro akan dibahas lebih mendalam pada bab-bab berikutnya sesuai dengan topik bahasan masing-masing.Dapat dikatakan bahwa ekonomi makro banyak mengkaji kebijakan makro ekonomi suatu negara. Tetapi perubahan kebijakan pada tingkat makro ini akan berpengaruh pada tingkat mikro. Namun demikian fenomena ekonomi makro adalah fenomena yang terjadi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada jutaan individu rumah tangga, konsumen, perusahaan, dan pemerintah atau merupakan penjumlahan dari unit-unit mikro ekonomi. Dengan demikian setiap perubahan yang terjadi pada unit-unit ekonomi mikro akan berpengaruh terhadap ekonomi makro, demikian juga sebaliknya. Kenapa harus mempelajari ekonomi makro? Dari fenomena dan permasalahan ekonomi yang dihadapi sehari-hari, seperti harga-harga yang selalu naik (inflasi), pengangguran, dan pendapatan yang rendah, maka para ekonom sejak zaman dahulu selalu berfikir bagaimana untuk mengatasi permasalahan tersebut agar kehidupan segera kembali ke keadaan normal atau bagaimana cara menghindar dari permasalahan tersebut agar kehidupan tidak jatuh lebih buruk. Dari hasil berfikir, kemudian melakukan pengamatan, kajian dan penelitian maka dihasilkan paket kebijakan ekonomi yang kemudian diuji cobakan. Dampak dari kebijakan ini terus diamati dan dipelajari sehingga dapat diketahui hubungan antara suatu kebijakan dengan perubahan variabel ekonomi makro. Hasil dari pengamatan, kajian dan pengalaman yang panjang tersebut maka didapatkan suatu petunjuk dan arahan umum mengenai kebijakan apa yang bisa diambil untuk mengatasi suatu permasalahan ekonomi tertentu atau kebijakan apa yang harus diambil untuk menghindari terjadinya permasalahan ekonomi yang dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Tujuan akhir dari semua itu tentu adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui implementasi kebijakan ekonomi yang cocok untuk mengatasi masalah tersebut. Kesejahteraan masyarakat biasanya diukur dengan menggunakan indicator tertentu yang dapat dipakai dengan mudah dan dapat mengukur tingkat kesejahteraan masyakarat dengan akurat. Seperti yang disebut diatas maka indikator umum ekonomi makro yang biasa dipakai adalah tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan inflasi. Apa saja permasalahan ekonomi pada umumnya yang dihadapi?

1.2 Permasalahan Ekonomi Makro

Dalam Ekonomi Mikro ada dua permasalahan pokok yang dihadapi yaitu bagaimana memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan sekaligus mencapai kepuasan yang maksimum, sementara sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut tersedia dalam jumlah yang terbatas. Dalam Ekonomi Makro permasalahan yang dihadapi cukup banyak dan kompleks karena ia tidak hanya terkait dengan variabel-variabel ekonomi saja tetapi juga terkait dengan masalah politik dan kebijakan umum negara. Karena itu secara garis besar permasalahan yang dibahas dalam ekonomi makro dibatasi pada beberapa masalah penting saja yaitu:

Pertama, masalah jangka pendek. Masalah jangka pendek adalah stabilitas ekonomi agar terhindar dari penyakit utama ekonomi: a) inflasi, b) pengangguran dan c) ketimpangan neraca pembayaran (balance of payment). Kedua, masalah jangka panjang, yaitu masalah pertumbuhan ekonomi atau pendapatan masyarakat yang biasa diukur dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau disebut juga Gross Domestic Product (GDP). Pertumbuhan ekonomi menjadi penting karena setiap orang ingin hidup lebih baik dari waktu ke waktu.

Masalah jangka pendek harus diselesaikan segera oleh pemerintah karena kalau tidak akan menimbukan ketidakstabilan dalam negara. Inflasi, misalnya menjadi masalah dalam ekonomi Negara karena inflasi sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Dengan inflasi yang tinggi maka pendapatan ril masyarakat menjadi turun sehingga daya beli berkurang dan kesejahteraan masyarakat menurun. Jika inflasi tidak dikontrol (harga naik melambung) maka sama artinya dengan memotong pendapatan seluruh masyarakat. Hal ini jelas akan menimbulkan keresahan masyarakat karena berkurangnya kemampuan untuk melakukan konsumsi.

Pengangguran juga menjadi penting karena tanpa pekerjaan seseorang tidak bisa melakukan konsumsi karena konsumsi memerlukan income yang didapatkan dari hasil bekerja. Bila jumlah orang yang menganggur telah begitu banyak maka dapat menimbulkan keresahan yang dapat mengoncang kestabilan negara, seperti demonstrasi para pengangur, tindakan kriminal, konflik sosial, dan lain-lain. Hasil penelitian sosial juga menunjukkan adanya korelasi yang positif antara tingkat pengangguran dengan tingkat kejahatan. Artinya bila pengangguran meningkat maka tingkat kejahatan juga cenderung meningkat. Karena itu pengangguran perlu diatasi dengan segera. Demikian juga dengan ketimpangan neraca pembayaran perlu untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap nilai tukar, perdagangan luar negeri, kepercayaan masyarakat internasional, dan lain-lain. Neraca pembayaran adalah laporan keuangan yang menunjukkan transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu negara dengan negara-negara lain. Neraca pembayaran yang deficit dapat menunjukkan bahwa negara tersebut tidak mampu memenuhi kewajibannya terhadap negara lain sehingga menimbulkan krisis kepercayaan. Selanjutnya hal ini dapat berengaruh terhadap nilai tukar. Bila nilai tukar tidak stabil maka dunia bisnis akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan. Nilai tukar yang tidak stabil akan mempengaruhi perdagangan dan hubungan ekonomi antar negara.

Permasalahan jangka panjang adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara terus menerus. Salah satu cara paling umum untuk peningkatan kesejahteraan adalah melalui pertumbuhan ekonomi yang stabil dan kontinue sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi akan memperbesar nilai GDP dan income sehingga kesejahteraan masyarakat meningkat. Ini hanya bisa dicapai bila permasalahan jangka pendek dapat diselesaikan dengan baik sehingga dalam jangka panjang akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

1.3 Peranan ekonomi makro

Seperti diuraikan diatas salam jangka panjang setiap negara terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan penduduknya dimana kesejahteraan tersebut ditentukan oleh kinerja dan arah dari variabel-variabel ekonomi makro. Untuk itu pemerintah harus mengusahakan agar variabel-variable ekonomi makro tersebut berada pada posisi yang akan membawa perekonomian bergerak kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Timbul pertanyaan apakah arah dan perkembangan variable-varibale tersebut dibiarkan saja mengikuti kekuatan pasar bebas (laisses faire) atau perlu campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi arah perkembangan variable tersebut agar sesuai dengan yang dikehendaki. Sampai sekarang tidak ada kata sepakat dan tidak akan pernah mencapai kata sepakat. Secara empiris tidak ada negara di dunia ini yang menganut salah satu dari kedua ekstrim tersebut tetapi pada umumnya berada diantara keduanya. Artinya ada intervensi pemerintah dalam menentukan arah dan kinerja dari variable tersebut, tetapi sejauh mana sebaiknya intervensi tersebut adalah merupakan perdebatan yang panjang.

Karena tidak ada kesepakatan tersebut maka kebijakan makro ekonomi diarahkan pada alternatif kebijakaan yang dapat dilakukan untuk mengarahkan varibale-variabe makro tersebut sesuai dengan tujuan perekonomian suatu negara, karena pada hakekatnya tidak ada suatu teori ekonomi yang cocok untuk mengatasi semua permasalahan dan cocok sepanjang masa. Tetapi suatu teori ekonomi tersebut cocok untuk mengatasi suatu permasalahan tertentu di waktu tertentu. Misalnya pada saat terjadi krisis ekonomi yang berkepanjangan yang dimulai pada tahun 1997 teori ekonomi makro Keynesian menawarkan beberapa alternatif pemecahan untuk mengoreksi keadaan tersebut. Tetapi pada saat lain, misalnya dalam keadan ekonomi yang stabil dan dalam jangka panjang, mungkin teori makro klasik lebih cocok untuk diterapkan.

1.4 Teori dan Implementasi
Implementasi kebijaksanaan yang diambil oleh suatu negara sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang dianut oleh negara tersebut. Sistem ekonomi yang terdapat di dunia ini pada dasarnya ada dua: kapitalis (ekonomi pasar bebas) dan sosialis (ekonomi yang terpusat, diatur oleh pemerintah). Dalam kenyataaan tidak ada satu negarapun yang menganut salah satu sistem tersebut secara murni tetapi bergerak antara keduanya. Bahkan sekarang sistem ekonomi sosialis cenderung sudah ditinggalkan oleh banyak negara. Pada ekonomi pasar bebas sekalipun kenyataannya tetap ada intervensi pemerintah. Juga tidak ada pasar yang berbentuk "bersaing sempurna" seperti yang dikenal dalam teori ekonomi klasik atau ekonomi mikro. Tidak adanya pasar bersaing sempurna ini disebabkan antara lain oleh karena tidak sempurnanya informasi yang dipunyai oleh pelaku ekonomi sehingga tindakan pelaku ekonomi ini kurang searah dengan tujuan dari perekonomian suatu negara. Karena tidak sempurnanya ‘ekonomi pasar’ tersebut maka perlu campur tangan pemerintah sehingga pihak yang kekurangan informasi tidak dirugikan. Misalnya krisis ekonomi menyebabkan nilai tukar yang tidak stabil dapat meyebabkan kerugian pada segolongan masyarakat. Untuk itu diperlukan perlindungan pemerintah. Demikian juga pemegang saham minoritas yang cenderung dirugikan oleh pemegang saham mayoritas atau orang miskin dan tidak berpendidikan cenderung dirugikan dan dieksploitasi.

Pada saat krisis ekonomi sistem ekonomi pasar kapitalispun dipertanyakan orang karena ketidakmampuannya dalam memprediksi dan menanggulangi krisis yang berkepanjangan yang terjadi pada tahun 1997. Merupakan perdebatan yang panjang sejauh mana ketepatan dan peranan teori terhadap dampak dan implementasi terori tersebut dalam praktek dan kebijakan ekonomi. Sejauh mana teori diperlukan dalam mengambil suatu kebijakan.

Teori ekonomi pada dasarnya dibangun dari pengalaman-pengalaman yang dilalui oleh suatu negara atau masyarakat dengan menggunakan dua pendekatan yaitu induktif (membangun kesimpulan umum dari keadaan khusus) dan deduktif (membangun kesimpulan khusus dari keadaan umum). Misalnya teori Keynesian yang dibangun atas pengalaman resesi (great depression) di Eropah pada tahun 1930an. Berdasarkan pengalaman tersebut Keynesian membuat kesimpulan yang melahirkan teori Keynesian yang ternyata cukup ampuh untuK menyelesaikan permasalahan pada masa itu, tetapi belum tentu akan ampuh bila diterapkan pada waktu yang berbeda dan tempat yang berbeda. Juga harus diingat bahwa sebagian besar teori ekonomi tersebut dibangun oleh orang Barat dengan latar belakang sosial budaya yang ada pada masyarakat Barat yang berbeda dan belum tentu cocok dengan masyarakat negara lain dimana teori tersebut akan diterapkan. Karena itu sebelum suatu teori diadopsi perlu dipahami latar belakang dan kondisi sosial masyarakat dimana teori tersebut lahir dan kondisi dan latar sosial ekonomi dimana teori tersebut akan diterapkan.

1.5 Bentuk-Bentuk Pasar

Seperti sudah disebutkan diatas bahwa dalam ekonomi mikro dikenal dua bentuk pasar ekstrim berdasarkan sejauh mana harga dapat dipengaruhi oleh para pelaku pasar, yaitu ‘pasar bersaing sempurna’ dan ‘pasar monopoli’. Dalam ekonomi makro juga dikenal bentuk pasar tetapi berdasarkan kelompok komoditi yang ditransaksikan pada pasar tersebut. Masing-masing pasar tersebut mempunyai karakteristik tersendiri dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Ada tiga pasar didalam ekonomi makro yang penting untuk dipelajari, yaitu
a). pasar barang dan jasa,
b). pasar faktor produksi atau sering disebut pasar tenaga kerja, dan
c). pasar financial atau aset.

Pada ekonomi terbuka ditambah dengan pasar luar negeri yaitu pasar ekspor dan import. Ekonomi terbuka maksudnya adalah ekonomi yang berinteraksi dengan ekonomi negara-negara lain melalui perdagangan, aliran uang dan termasuk aliran manusia. Dalam ekonomi terbuka pasar dalam negeri dengan dengan luar negeri dihubungkan oleh ekspor dan impor. Ekspor dan impor masing-masing mempunyai perminataan (demand) dan penawaran (supply) sendiri. Misalnya permintaan terhadap ekspor Indonesai oleh Jepang akan dipenuhi oleh penawaran ekspor oleh Indonesai kepada Jepang sehingga kedua kurva demand dan supply ekspor tersebut akan membentuk harga dan jumlah barang yang diminta dan ditawarkan. Demikian juga hal untuk import.

Sejalan dengan pengertian teori ekonomi mikro maka tiap pasar mempunyai permintaan (demand) dan penawaran (supply). Aspek utama pasar adalah harga dan jumlah barang yang diminta atau ditawarkan. Masing-masing pasar tersebut saling terhubung melalui tingkat bunga. Perhatikan Gambar 1.1. Pada Bab 6 akan dipelajari lebih lanjut tentang bunga ini. Secara ringkas yang dipelajari pada masing-masing pasar tersebut dapat diterangkan sebagai berikut.
Pada pasar barang yang dipelajari adalah tingkat harga umum dan produksi barang dan jasa dengan mengamati inflasi, biaya hidup, produksi domestic dan nasional, income, dan lain-lain. Pada pasar uang yang dipelajari tingkat bunga tabungan, jumlah uang yang beredar, dan factor-faktor yang mempengaruhinya. Pada pasar tenaga kerja yang dipelajari adalah tingkat upah jumlah orang yang bekerja dan tidak bekerja (menganggur). Pada pasar luar negeri yang dipelajari adalah neraca perdagangan, term of trade, cadangan devisa dan lain-lain.

1.6 Pelaku Ekonomi Makro

Dalam ekonomi mikro pelaku ekonomi hanya dikelompokkan atas dua kelompok besar yaitu konsumen dan produsen. Dalam ekonomi makro ada lima pelaku utama yang menjalankan kegiatan ekonomi di suatu Negara. Harap diingat walaupun jumlah pelaku ekonomi makro ada lima tetapi semua pelaku tersebut bisa juga di sederhanakan menjadi dua kelompok seperti dalam ekonomi mikro, yaitu produsen dan konsumen. Keduanya, produsen dan konsumen, melakukan fungsi yang berbeda pada waktu yang sama atau pada waktu yang berbeda. Kelima pelaku tersebut adalah:

1. Rumah tangga, konsumen (households)
2. Produsen, bisnis (business)
3. Pemerintah (government)
4. Negara-negara lain (foreign countries)
5. Lembaga keuangan (financial)

Penutup
1. Teori Ekonomi Mikro
Bidang ekonomi yang mempelajari bagaiman rumah tangga individual atau perusahaan mengambil keputusan, dan melakukan interaksi di pasar tertentu, disebut ekonomi mikro.

2. Teori Ekonomi Makro
Bidang ekonomi yang mengkaji fenomena perekonomian secara menyeluruh atau lus misalnya inflasi, pengangguran dan pertumbuhan ekonomi disebut ekonomi makro.untuk membedakan antara teori ekonomi mikro dan teori ekonomi makro dalam kegiatan perekonomian suatu Negara seperti dikutip dari Joesron dan Fathorrozi (2003), setidaknya dapat dilihat dar tiga aspek, yaitu aspek haga, unit analisis, dan tujuan analisis.

Daftar Pustaka
http://kamaluddin86.blogspot.com/2009/05/perbedaan-antara-teori-ekonomi-mikro.html
http://www.iputuyudistirap.co.cc/2011/02/perbedaan-ekonomi-makro-dan-ekonomi.html

Minggu, 13 Februari 2011

Sejarah Perkembangan Ilmu Ekonomi

James Mirrlees


Pengantar
Sir James Alexander Mirrlees FRSE FBA (lahir 5 Juli 1936) adalah seorang ekonom Skotlandia dan pemenang Memorial 1996 Nobel dalam Ilmu Ekonomi. Dia knighted pada tahun 1998.
Lahir di Minnigaff, Wigtownshire, Mirrlees dididik di Universitas Edinburgh dan Trinity College, Cambridge, dimana ia menjadi debat mahasiswa sangat aktif. Satu kontemporer, Quentin Skinner telah menyarankan bahwa Mirlees adalah anggota dari Rasul Cambridge bersama dengan sesama Nobel Laureate Amartya Sen selama periode ini. Antara 1968 dan 1976, Mirrlees adalah seorang profesor tamu di MIT tiga kali. Ia mengajar di kedua Oxford University (1969-1995) dan Universitas Cambridge (1963 - dan 1995 -).
Isi
Selama waktunya di Oxford ia menerbitkan makalah tentang model-model ekonomi yang akhirnya ia akan meraih gelar Nobel. Mereka berpusat di sekitar situasi di mana informasi ekonomi asimetris atau tidak lengkap, menentukan sejauh mana mereka harus mempengaruhi tingkat optimal tabungan dalam suatu perekonomian. Di antara hasil lainnya, mereka mendemonstrasikan prinsip-prinsip "moral hazard" dan "pajak pendapatan yang optimal" dibahas dalam buku-buku William Vickrey. Metodologi ini telah menjadi standar di lapangan.
Mirrlees dan Vickrey bersama tahun 1996 Nobel Ekonomi "untuk kontribusi fundamental mereka pada teori ekonomi insentif di bawah informasi asimetris".
Mirrlees juga co-pencipta, dengan MIT Profesor Peter A. Diamond dari Diamond-Mirrlees Efisiensi Teorema, yang dikembangkan pada tahun 1971.
Mirrlees adalah Profesor emeritus Politik Ekonomi di Universitas Cambridge, dan anggota Trinity College, Cambridge. Dia menghabiskan beberapa bulan dalam setahun di University of Melbourne, Australia. Saat ini ia adalah Distinguished Professor-di-besar Universitas China Hong Kong. Pada tahun 2009, ia diangkat sebagai Guru dari Morningside College dari Universitas China Hong Kong, bersama dengan ahli biologi Samuel Sun Sai-ming.
Mirrlees adalah anggota Skotlandia Dewan Penasihat Ekonomi.
Sumber: www.wikipedia.com

William Vickrey


Pengantar
William Spencer Vickrey (lahir di Victoria, British Columbia, 21 Juni 1914 – meninggal di New York, 11 Oktober 1996 pada umur 82 tahun) adalah seorang profesor di Universitas Columbia, yang pengumuman kemenangan Hadiah Nobel Ekonominya diumumkan 3 hari sebelum kematiannya.
Vickrey dianugerahi hadiah itu bersama James Alexander Mirrlees untuk penelitian dalam teori tunjangan ekonomi di bawah informasi asimetri. Salah satu contohnya adalah suatu keadaan saat orang yang ditunjang itu tau lebih banyak tentang kesehatannya daripada pemberi tunjangannya.
Isi
William Vickrey mengarang karya Journal of Finance tahun 1961 yang kelak akan berkembang, Counterspeculation, auctions and competitive sealed tenders, yang merupakan contoh pertama bagi ekonom yang menggunakan alat-alat teori permainan untuk memahami pelelangan. Dalam karyanya, yang disebut-sebut yang termaju pada zamannya, Vickrey tak hanya menurunkan beberapa persamaan lelang, tapi juga menyediakan hasil persamaan penerimaan awal. Teorema padanan penghasilan tetap menjadi pusat pusat teori lelang modern. Pelelangan Vickrey dinamai menurut namanya.
Ia juga mengerjakan karya penting dalam tarif macet , gagasan bahwa jalan dan layanan lain harus dikenakan tarif agar penggunanya melihat biaya yang berasal dari layanan itu digunakan penuh-penuh sementara di saat yang sama ada permintaan. Tarif macet memberikan isyarat pada penggunanya untuk menyesuaikan kebiasaan mereka atau pada investor untuk mengembangkan layanan itu agar menghilangkan hambatan. Kemudian teorinya dijalankan sebagian di London
Vickrey masuk Yale College dan mengerjakan karya sarjananya di Columbia University.
Di antara mahasiswa dan anak asuhnya yang terkemuka di Columbia adalah ekonom Lynn Turgeon dan Harvey J. Levin


Sumber: www.wikipedia.com